JIL Sebuah Doktrin Yang Telah Usang
Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri
إنَّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من
شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلَّ له، ومن يضلل فلا هادي
له، أشهد أن لا إله إلاَّ الله وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبده
ورسوله.
فإن أصدق الحديث كتاب الله
وخير
الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم، وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة
وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.
egala puji hanya milik Allah, yang
telah melimpahkan kepada kita umat Islam berbagai kemurahan dan kenikmatan-Nya.
Maha Suci Allah yang telah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian bagi
umat manusia, siapakah dari mereka yang baik amalannya.
“Yang menjadikan kematian dan
kehidupan, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik
amalannya. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk:
2)
Dan Maha Suci
Allah yang telah menjadikan sebagian manusia sebagai cobaan dan ujian bagi
sebagian lainnya, guna menguji dan membuktikan kepada manusia siapakah diri
mereka sebenarnya:
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul
sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.
Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah
kamu bersabar?, dan adalah Tuhan-mu Maha Melihat.” (QS. Al
Furqan: 20)
Pertarungan
antara kebenaran beserta pemeluknya melawan kebatilan beserta seluruh
antek-anteknya telah dimulai semenjak manusia pertama yaitu Nabi Adam
‘alaihis salaam dan istrinya Hawa melawan nenek moyang pemuja kebatilan,
yaitu Iblis la’natullah ‘alaihi.
“Wahai anak Adam,
janganlah sekali-kali kamu dapat tertipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-peminpin
bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al
A’araf: 27)
Pertarungan
antara kebenaran melawan kebatilan, antara orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir melawan para pengikut iblis dan antek-anteknya tidak mengenal
batas waktu dan tempat, sehingga negri kita Indonesia tidak luput darinya.
Sejarah perjalanan dan perjuangan kaum muslimin di Indonesia sejak dahulu kala
hingga saat ini senantiasa diwarnai dengan adanya pertarungan-pertarungan
semacam ini. Dahulu kaum muslimin bangsa Indonesia berperang melalui antek-antek
para penjajah yang menjajakan agama mereka, dan setelah bangsa kita merdeka
iblispun tidak putus asa untuk melancarkan permusuhannya. Melalui berbagai
perangkapnya ia memperdaya para pemujanya untuk memusuhi kebenaran dan
pengikutnya.
Diantara makar yang sedang marak
-walau sudah usang- ialah apa yang disebut dengan ajaran JIL (Jaringan Islam
Liberal), dengan koordinatornya yang bernama Ulil Abshar Abdallah (selanjutnya
disingkat: UAA). UAA mempropagandakan makar usang ini dengan mengesankan sebagai
upaya “menyegarkan kembali pemahaman Islam.”[1]
Ini adalah salah
satu upaya yang ia tempuh guna mengelabuhi sebagian kaum muslimin yang lugu, dan
kurang mengenal akan prinsip dan syariat agamanya sendiri, yaitu agama Islam.
Dan untuk
sedikit membuktikan bahwa misi yang sedang ia pikul dengan segala pengorbanannya
adalah misi yang telah usang, akan saya sebutkan beberapa
buktinya:
[1] Silahkan baca artikel yang ia tulis
dengan judul ini, yang di muat di harian Kompas tgl 18 Novemper 2002, dan
kemudian ia bukukan dalam buku yang diberi judul: Islam Liberal &
Fundamental, sebuah pertarungan wacana, diterbitkan oleh Penerbit eLSAQ PRESS,
Sleman Jogjakarta, dan yang menjadi sumber tanggapan ini adalah cetakan ke-V,
April 2005 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar